Pelaminan Minang

Istri Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Datin Seri Rosmah binti Mansor, akan mengunjungi Sumatera Barat pada Senin, 25 Agustus 2014. Kunjungan resmi Rosmah Mansor ini akan berlangsung hingga Rabu, 27 Agustus 2014.

Konsulat Jenderal Malaysia untuk Sumatera di Medan, Ahmad Rozian Abdul Ghani, mengatakan Rosmah Mansor akan menghadiri upaca adat di Istano Basa Pagaruyung di Kabupaten Tanah Datar. Istri Najib Razak ini akan diberi gelar Darjah Kebesaran Kerabat yang Dipertuan Gadih Minang. “Ibu Rosmah merupakan keturunan Minangkabau. Kedua orang tuanya berasal dari Sarilamak, Kabupaten Limapuluh Kota,” ujarnya, Sabtu, 23 Agustus 2014.

Ibu Negara Malaysia ini juga akan menghadiri Islamic Fashion Festival yang berlangsung di Padang. Kegiatan tahunan ini akan dihadiri perancang busana dari beberapa negara, khususnya dari Indonesia dan Malaysia. Kata Ahmad, Rosmah juga akan melihat kerajinan-kerajinan asal Sumatera Barat di Craft Centre. “Ada beberapa pusat tenunan di Padang yang akan dikunjungi,” ujarnya,

Menurut Ahmad, Rosmah juga akan meresmikan jaringan perdagangan usaha wanita Indonesia-Malaysia. Kegiatan ini akan menghadirkan para pengusaha dari dua negara tetangga. Kemudian, Rosmah akan berkunjung ke Panti Tuna Grahita untuk memberi santunan dan bersilaturahmi.

Istri Gubernur Sumatera Barat Nelvi Irwan Prayitno mengatakan istri Perdana Menteri Malaysia ini akan pulang kampung ke Sumatera Barat. Sebab, ibu Rosmah berasal dari Minangkabau. “Ini untuk mempererat hubungan kedua negara ini. Nanti Ibu Rosmah juga akan melihat kerajinan tangan di Minangkabau Village Centre,” ujarnya.

Ikan di Danau Maninjau Kabupaten Agam, Sumatera Barat kembali mati massal. Jumlah ikan yang mati diperkirakan mencapai 400 ton.

Penyuluh Perikanan Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam Asrul Deni Putra mengatakan, sebanyak 400 ton ikan mas dan nila itu berada di dalam 537 keramba apung di Danau Maninjau, tepatnya di Jorong Tanjung Alai dan Jorong Muko-Muko Nagari Koto Malintang, Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam. Keramba ini dimiliki masyarakat setempat dan pengusaha. “Dimiliki 32 kepala keluarga dan tiga orang pengusaha,” ujarnya, Senin 11 Agustus 2014.

Asril mengatakan, ikan tersebut diketahui mati pada Ahad 10 Agustus 2014. Diduga karena fenomena upwelling (arus balik). “Sehingga ikan kekurangan oksigen,” ujarnya. Kata Deni, Sabtu sore terjadi perubahan suhu secara drastis di danau, karena terjadi hujan di kawasan tersebut. Sehingga malamnya, terjadi pergerasan arus bawah di dasar danau. “Dini hari air tenang. Tak ada arus. Amonial di bawah naik karena panas dingin. Sehingga ikan kekurangan oksigen,” ujarnya.

Menurut Deni, seharusnya jika cuaca tiga bagus, ikan jangan diberi makan. Sebab, ikan membutuhkan oksigen yang banyak. Akibat kejadian itu, pemilik keramba diperkirakan mengalami kerugian mencapai Rp 5 miliar. “Ukuran ikan yang mati tersebut bermacam-macam. Ada yang setengah kilogram,” ujarnya

Saat ini, kata Deni, ada pemlik keramba yang telah menjual ikan yang mati itu, dengan harga Rp 2.000 hingga Rp 5.000 per kilogram. “Ada juga sebagian pemilik yang masih membiarkan ikannya di keramba. Mungkin mereka masih pusing, karena mengalami kerugian yang besar,” ujarnya.

Deni mengaku untuk mengantisipasi fenomena alam tersebut, para paternak telah diberikan penyuluhan. Di antaranya, menarik keramba ke tengah danau, mengurangi isi ikan per petak keramba, jangan terlalu banyak mengasih makan ikan dan melihat kondisi cuaca. “Dianjurkan satu petak itu hanya diisi 5000 ekor ikan. Tapi banyak peternak yang mengisi 10 ribu ekor ikan. Sehingga keramba tersebut padat,” ujarnya.

Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman, Sumatera Barat belum menetapkan standar operasional prosedur penanganan dan penangkalan penyebaran virus Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV) atau flu Arab. “Sebab, bandara kita tak ada akses langsung dengan negara di Timur Tengah,” kata General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Minangkabau Rian Hadihito, Sabtu, 10 Mei 2014. Menurut Rian, Bandara Minangkabau hanya melayani rute dosmetik. Sedangkan untuk penerbangan luar negeri melalui Kuala Lumpur, Malaysia. Namun, kata Rian, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan.

Di Sumatera Barat saat ini ada tiga pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat M. Djamil, Padang, karena diduga terjangkit flu Arab. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUP M. Djamil, Gustafianof, mengatakan pihaknya telah menyiapkan ruangan khusus bagi pasien yang diduga terinfeksi MERS-CoV. Ada dua ruangan dengan delapan tempat tidur yang disiapkan. “Saat ini tiga tempat tidur yang telah terisi,” ujarnya.

Pihak rumah sakit telah melakukan tindakan medis pada pasien tersebut, seperti pemeriksaan kimia klinik, hematologi klinik, menganalisis tes darah, roentgen toraks, dan pengiriman sampel ke laboratorium di Jakarta. “Kami masih menunggu hasil uji di laboratorium di Jakarta untuk memastikan positif atau tidaknya pasien ini terjangkit MERS-CoV.”

Ranah Minangkabau, Sumatera Barat, tak hanya menjanjikan pesona keindahan alam dan kulinernya. Ria Miranda meyakini hal ini dengan menyajikan Minang Trilogy dalam Jakarta Fashion Food Festival (JFFF) 2014 di Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Selasa, 20 Mei 2014. Ria merupakan salah satu perancang yang konsisten mengusung inspirasi ranah Minang. Sebelumnya pernah sukses mengangkat Minang Heritage dan Beatnik, kini melalui Minang Trilogy, Ria ingin mengkampanyekan kepedulian dan rasa cintanya kepada bumi Minangkabau.

“Saya menghadirkan trilogi Minang dalam desain, unsur budaya, kombinasi warna pastel yang lebih bervariatif demi menambah energi baru dalam dunia mode di Indonesia. Saya berharap ini akan menjadi kekuatan padu padan gaya klasik Minang dan modern menuju pasar global. Yang utama saya ingin menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap tradisi daerah seperti halnya Minang,” ungkap Ria panjang-lebar.

Di tangannya, ragam songket Minang yang eksklusif dan penuh warna dipakai untuk kegiatan sehari-hari dan acara formal atau pesta. Warna pastel, memakai teknik prin dan tetap mempertahankan ciri khas songket Minang dalam bahan yang lebih ringan. “Maksudnya supaya tidak terkesan berat,” kata Ria. Garis rancangan Ria hadir dalam gaya kreatif, nyaman, feminim, dan elegan berupa gaya kasual dan serba dres. Dengan mengandalkan detail unik songket prin, sulam, dan ragam bordir khas Minang, dalam koleksinya kali ini supaya terkesan nyaman bagi si pemakainya, Ria memakai bahan organsa dan sifon sutera.

“Dengan bahan ini, supaya pas bila dengan musim semi dari luar negeri,” ujar dia.

Pemadaman listrik bergilir kembali terjadi di Sumatera Barat. Byar-pet akan terjadi selama dua bulan, dari bulan ini hingga Juni 2014. “Saat ini ada pemeliharaan satu generator di PLTU Ombilin yang berkapasitas 95 MW,” ujar General Manager PT PLN Wilayah Sumatera Barat, Wasito Adi, Selasa, 22 April 2014.

Warsito mengatakan generator di PLTU Ombilin itu kembali rusak. Isolasinya mengalami kebocoran. Diperkirakan akan selesai pertengahan Juni 2014 ini. “Statusnya masih dalam pemeliharaan. Makanya dibawa kembali ke Bekasi untuk diperbaiki sejak 19 April kemarin,” ujarnya.

Namun, kata Warsito, karena debit air sangat baik di Sumatera Barat, sehingga PLTA Singkarak dan PLTA Maninjau bisa bekerja optimial. “Bisa beroperasi 100 persen sehingga sampai hari ini belum terjadi pemadaman,” ujarnya.

Pemadaman bergilir akan terjadi selama tiga jam, yakni pada pukul 17.00-20.00 WIB dan pukul 20.00-23.00 WIB. “Pemadaman akan terjadi di Riau, Sumatera Barat, dan Jambi. Sebab, kelistrikan kita tergabung dalam sistem Sumatera bagian tengah,” ujarnya.

Menurut Warsito, beban Sumatera Barat sama dengan Riau, yaitu 460 MW. Sementara, Jambi memiliki beban 230 MW. Ia mengatakan, perbaikan generator Ombilin akan berakibat kekurangan 100 MW. “Jadi porsi untuk pemadaman nanti, 40 persen di Sumatera Barat, 40 persen di Riau, dan 20 persen di Jambi, dari 100 MW,” ujarnya.

Saat ini ada sekitar 1,2 juta pelanggan di Sumatera Barat. Akibat pemadaman listrik ini, PLN akan memberikan kompensasi dengan potongan beban sekitar sepuluh persen selama dua bulan itu. “Tahun sebelumnya juga seperti itu. Kita telah memberikan kompensasi,” ujarnya.

Pameran pernikahan memberikan pelayanan satu pintu untuk calon pengantin yang sedang menyiapkan pesta perayaan momen istimewanya. Cukup datang ke satu tempat, semua kebutuhan terpenuhi. Apa sebenarnya yang paling sering dicari di pameran pernikahan? Berpengalaman lebih dari delapan tahun menyelenggarakan pameran pernikahan, Parakrama Organizer, menyebutkan ada empat hal yang paling banyak dicari calon pengantin atau keluarganya. Hal ini diketahui berdasarkan nilai transaksi terbesar dari pameran.

Arief Rachman, Marketing Director Parakrama Organizer mengatakan transaksi yang paling banyak di pameran pernilkahan dari tahun ke tahun adalah katering, dekorasi, venue, fotografi. “Katering paling besar transaksinya. Fotografi tidak kalah besar karena pengembangan produknya banyak, termasuk jasa video yang makin maju. Budget pernikahan untuk dokumentasi juga naik,” katanya usai pembukaan pameran Gebyar Penikahan Indonesia 2014 di Balai Kartini Jakarta, Jumat (18/4/2014).

Selain keempat hal tadi, kata Arief, kebutuhan akan kebaya tradisional asli juga tinggi. Pakaian pengantin daerha asli juga menjadi incaran calon pengantin yang datang ke pameran pernikahan. Menurut Arief, transaksi terbesar dari pameran pernikahan dapat diketahui dari penukaran kupon undian. “Transaksi terbesar kami cari tahu dari penukaran kupon untuk diundi. Dari situ kami tahu apa saja transaksi pengunjung pameran,” katanya.

Pengunjung yang bertransaksi dalam pameran pernikahan dapat menukarkan bukti transaksi dengan kupon undian untuk memperebutkan hadiah utama. Untuk pameran Gebyar Pernikahan Indonesia 2014, penyelenggara menyediakan hadiah utama satu unit mobil Honda Mobilio. Pameran berlangsung di Kartika Expo Balai Kartini Jakarta, 18-20 April 2014.

Pameran pernikahan menyediakan pelayanan satu pintu untuk memenuhi berbagai kebutuhan calon pengantin. Mulai kebutuhan pra perayaan pernikahan, acara adat hingga resepsi, bahkan pascapesta pernikahan seperti bulan madu. Bagi Anda yang berencana menikah dengan konsep perkawinan Indonesia, baik tradisional atau nasional, semua kebutuhan terlengkapi di pameran Gebyar Pernikahan Indonesia (GPI) gelaran Parakrama Organizer. Pameran pernikahan ini merupakan pengembangan Bidakara Wedding Expo yang dulunya diadakan oleh Manten House Exhibitons Organizer. Berganti nama acara dan penyelenggara, berpindah pula tempat pameran pernikahan khas Indonesia ini. GPI berlangsung 18-20 April 2014 di Kartika Expo Balai Kartini Jakarta.

Lebih dari 150 vendor ikut serta dalam pameran pernikahan ini. Pasangan yang berencana menikah akhir tahun 2014 menjadi sasaran utamanya. Diharapkan pameran ini bisa menggaet pengunjung 40 persen lebih tinggi dari 15.000 orang yang datang tahun lalu. Ragam kebutuhan pernikahan, mulai undangan, suvenir, katering, venue termasuk hotel, dekorasi, tata rias pengantin, desainer kebaya, perhiasan, wedding planner hingga jasa perjalanan bulan madu tersedia di pameran ini.

Mengusung pelestarian budaya Indonesia, pameran ini menyediakan ragam pilihan vendor yang ahli menyelenggarakan pesta pernikahan khas nusantara seperti pelamina minang buchyar yang sarat promosi budaya. Selain bisa memberikan solusi, calon pengantin juga bisa mencari referensi bahkan inspirasi untuk menyelenggarakan momen istimewanya nanti. Pasalnya pameran ini juga memberikan inspirasi pernikahan Indonesia perpaduan budaya yang bisa terlihat dari pilihan model kebaya, dekorasi, atau konsep pesta pernikahan secara keseluruhan.

“Pameran pernikahan Indonesia ini tidak murni tradisional. Prosesi adat murni jumlahnya tidak banyak namun bukan berarti tidak ada. Model pernikahan yang paling banyak dipilih belakangan adalah perpaduan budaya menyesuaikan latar belakang pria dan wanitanya,” kata Arief Rachman, Marketing Director Parakrama Organizer, usai pembukaan Gebyar Pernikahan Indonesia di Balai Kartini Jakarta, Jumat (18/4/2014).

Beda
GPI bukan sekadar pameran pernikahan yang memberikan pilihan vendor. GPI menawarkan beragam referensi yang khas. Sama seperti tahun lalu, Anda bisa mendapatkan referensi bulan madu di satu teras khusus, Teras Bulan Madu. Anda bisa menemukan penawaran menarik terkait destinasi bulan madu favorit, Bali. “Ada 11 villa dari Bali di Teras Bulan Madu. Menurut The Huffington Post, Bali adalah the best honeymoon destination pada 2012. Teras Bulan Madu akan membantu pasangan bagaimana menyiapkan bulan madu yang tepat,” katanya.

Sedangkan untuk mencari inspirasi kebaya pengantin, Parade Pengantin gelaran kolaboratif dengan Universitas Negeri Jakarta bisa jadi referensi. Selain itu, ajang pemilihan Puteri Kebaya Indonesia yang digelar untuk mempopulerkan kebaya di kalangan muda, juga bisa memberikan referensi model kebaya terkini dari sejumlah rumah mode atau desainer.

Pembeda utama pameran ini dari gelaran serupa adalah pilihan pembayaran dengan cicilan menggunakan kartu kredit Mandiri. Dengan program ini, calon pengantin bisa mendapatkan kemudahan pembayaran untuk memenuhi beberapa kebutuhan pernikahannya.

Setiap kali pameran pernikahan berlangsung, stand katering selalu penuh pengunjung. Tak terkecuali di kegiatan Gebyar Pernikahan Indonesia. Katering dan food tasting menjadi prioritas utama bagi calon pengantin dan keluarganya yang sedang menyiapkan pesta pernikahannya. Lantas apa sebenarnya yang dicari atau perlu dipertimbangkan dalam memilih katering? Ini beberapa calon pengantin berbagi kiatnya.

Rasa tentu saja menjadi pertimbangan utama dalam memilih katering untuk pesta pernikahan. Namun rasa yang lezat sesuai selera ternyata tidak cukup. Ada pertimbangan lain yang bisa saja mengalahkan rasa. Dekorasi menjadi perhatian pasangan dalam memilih katering untuk pesta pernikahannya. Bagaimana ragam menu ditampilkan dan disajikan dengan dekorasi menarik menjadi penting. Tentunya dekorasi katering akan menyesuaikan konsep resepsi pernikahan tersebut.

“Nomor satu rasa, berikutnya cara penyajian termasuk dekorasinya,” aku Rizka intania, 26, saat ditemui di di Kartika Expo Balai Kartini, Jakarta, Jumat (18/4/2014).. Rizka “menjelajah” katering bersama calon suaminya, Galuh Dhira, 26, di pameran pernikahan garapan Parakrama 0rganizer dan Manten House, untuk menyiapkan pernikahannya pada April 2015. Selain rasa dan dekorasi, bagi pasangan ini pelayanan katering terutama saat resepsi berlangsung juga penting diperhatikan. “Bagaimana katering itu melayani tamu dan krunya bekerja sepanjang acara juga jadi pertimbangan,” kata Galuh

Bagi pasangan ini, katering yang bersih baik makanan juga penyajiannya menjadi penilaian tersendiri. Katering yang terlihat rapi dan bersih merupakan hal penting yang turut menyukseskan sebuah resepsi pernikahan dan memberikan kepuasan tersendiri bagi pengantin dan pasangan.

Pilihan katering berdasarkan rasa dan dekorasi juga menjadi perhatian perempuan yang berencana menikah September 2014, Early Azaria, 28. Early yang datang ke pameran bersama keluarga mengakui rasa menjadi pertimbangan utama selain brand. Menurutnya brand membantunya menentukan katering dari sekian banyak pilihan.

“Dengan melihat brand, track record-nya, akan lebih mudah memilih. Namun rasa tetap jadi pertimbangan utama selain dekorasinya,” katanya. Selain itu, Early mengatakan, memilih katering untuk resepsi pernikahan juga perlu mempertimbangkan pilihan menu dan apa yang menjadi menu andalannya.

Lapangan Ombilin Sawahlunto sore itu, Kamis 29 November 2012 seperti ajang kontes anjing. Anjing-anjing yang bersih dan tampak terawat dari berbagai jenis itu dibawa pemiliknya masuk ke lapangan dengan tali pengikat yang cukup panjnag. Bahkan satu orang bisa membawa sekaligus lima anjingnya.

Sementara itu di luar lapangan, anjing-anjing diturunkan dari truk terbuka oleh pemiliknya. Ada juga anjing yang dibawa dengan mobil pribadi dan bahkan ada yang digonceng dengan sepeda motor. Mereka bergegas masuk lapangan untuk mendaftarkan anjingnya dalam lomba Pacu Anjing yang digelar Persatuan Olah Raga Buru Babi atau PORBI Sumatera Barat. Ini lomba ketangkasan anjing.

Sebenarnya acara ini adalah kreatifitas penggemar buru babi. Ini adalah tiruan acara buru babi yang digemari laki-laki di Sumatera Barat seperti di Sawahlunto, Pariaman, Tanah Datar, Payakumbuh, Sijunjung dan Solok. Biasanya buru babi ini dilakukan setiap hari minggu ke hutan-hutan di pinggir ladang. Para pemburu akan membawa anjing-anjingnya yang akan dilepas mengejar dan memburu babi di dalam hutan.

“Buru babi ini sudah tradisi dari dulu, selain untuk olah raga, juga membantu petani membasmi hama seperti babi,” kata Silmastri, Ketua Pelaksana Pacu Anjing di Sawahlunto.

Silmastri mengatakan selalu berburu babi dengan enam ekor anjingnya setiap minggu bersama teman-temannya. Tidak hanya di hutan Sawahlunto, bahkan sampai ke Kuantan dan Kampardi Riau.

“Kalau acara ini adalah versi kecilnya buru babi, ini untuk menghibur masyarakat, kita akan melihat adu ketangkasan anjing mengejar babi, anjing yang paling cepat sampai ke garis finis, itu yang menang,” kata Silmastri.

Adu ketangkasan anjing ini dengan areal sepanjang 100 meter. Di garis start ada lima tempat yang dibatas dengan kain untuk tempat masing-masing anjing di garis start. Di sepanjnag sisi arena pacu, diberi pembatas dari kasa plastik hitam agar anjing tak keluar dari arena.

Di ujung garis finish ada seekor babi dalam kerangkeng. Sementara itu untuk memancing anjing agar berlari, seekor babi keci digendong seorang joki remaja di tengah lapangan.

Anjing-anjing yang akan berpacu dan telah didaftarkan pemiliknya dipanggil satu persatu. Nama-nama anjingnya juga unik, ada bule untuk anjing putih yang berhidung pink dan bermata coklat. Ada cepot, ada anjing yang namanya karok dan sirah.Anjing yang akan bertanding mengenakan nomor punggung dari kain yang berwarna hijau yang diikatkan di badannya.

Start dimulai saat panitia meniupkan peluit. Sebelumnya, joki yang membawa babi kecil berada di tengah lapangan. Mendengar suara anak babi yang keras karena ketakutan, anjing-anjing yang akan berpacu makin tidak sabar ingin dilepas pemikiknya. Bahkan anjing yang ikut menonton di pinggir lapangan juga menggong bersahutan ingin mengejar babi.

Begitu peluat dibunyikan, anjing yang berpacu dilepas ke lapangan, sementara joki berlari sambi menggendong anak babi dan memanjat di kotak kayu diujung lapangan menyelamatkan diri bersama anak babi. Sementara anjing-anjing yang sampai ke garis finis akhirnya berlari ke arah babi yang ada dalam kotak kurungan. Babi itu yang kemudian digonggong anjing-anjing.

Penonton yang umumnya pecandu buru babi juga berteriak menyemangati anjingnya. Karena dalam lomba ini, selain ada hadiah uang, juga membuat gengsi pemiliknya ikut naik. “Anjing mana yang juara, akan jadi pembicaraan, dan itu kebanggaan pemiliknya, bahkan ada yang mau membeli anjing juara itu sampai puluhan juta,” kata Silmastri.

Acara buru anjing ini sudah keempat kalinya diadakan setiap ulang tahun Sawahlunto. Pemerintah kota Sawahlunto menyediakan hadiah Rp10 juta untuk acara Pacu Anjiing yang diikuti 400 anjing pemburu dari berbagai daerah di Sumatera Barat.

Bagi pecinta kain-kain tradisional buatan tangan seperti kain tenun dan kain dengan hiasan bordir, jangan lupa ke Bukittinggi. Ada berbagai songket yang ditenun dari helai demi helai benang yang layak dikoleksi. Begitu juga kain-kain dengan hiasan bordir cantik yang siap dijadikan gaun atau kebaya.

Di Bukittinggi tempat untuk mencari kain songket atau bordir ini biasanya di Pasar Atas di depan Jam Gadang. Namun, bagi sebagian orang tempat ini terlalu melelahkan untuk berdebat menawar harga dengan pedagang. Apalagi harga yang dipatok juga kadang-kadang terlalu tinggi yang membuat pembeli keder duluan.

Lebih baik membeli kain tenun atau kain bordir di tempat pembuatannya. Meski agak jauh dari Bukittinggi, dengan menggunakan mobil sewaan, di tempat pembuatannya ini belanja menjadi lebih memuaskan. Di samping banyak pilihan, juga dapat langsung melihat proses pembuatannya.

Untuk harga, juga biasanya tidak perlu tawar-menawar lagi. Harga akan sesuai dengan kualitas barang. Berikut beberapa tempat pilihan berburu kain.

Rumah Tenun Pusako di Pandaisikek

Di sini tempat membeli songket atau kain tenun Pandaisikek. Nagari Pandaisikek berjarak sekitar 10 kilometer dari Kota Bukittinggi bila perjalanan dari Padang. Letak kampung tenun ini di kaki Gunung Singgalang. Selain membeli, Anda juga bisa melihat langsung proses pembuatan tenunan yang masih menggunakan alat tenun tradisional dan usaha ini dilakukan di rumah-rumah.

Di sini puluhan rumah tenunan songket menjual songket buatan tangan itu. Satu di antaranya adalah Rumah Tenun Pusako yang berbentuk rumah gadang milik Hajah Sanuar. Ibu Sanuar adalah orang yang menghidupkan kembali tenun di Pandaisikek setelah terhenti lama karena perang dengan Jepang dan zaman pergolakan.

Tenunan Pandai Sikek sangat indah dengan beragam motif dan warna. Warna songket tak jarang mengikuti trend mode seperti merah menyala, biru, krem, dan kecokelatan. Harga songket mulai Rp1,5 juta sampai Rp10 juta per set, terdiri dari kain songket dan selendang.

Harga lebih ditentukan kerumitan pengerjaan motif yang banyak menggali motif lama serta tergantung pada kain.

Menurut Adyan Anwar, pemilik usaha songket Rumah Tenun Pusako, songket paling mahal terbuat dari sutra asli dengan motif kuno Minangkabau, pengerjaannya lebih rumit karena di atas kain sutra, tapi lebih ringan dikenakan.

Bagi pecinta kain-kain tradisional buatan tangan seperti kain tenun dan kain dengan hiasan bordir, jangan lupa ke Bukittinggi. Ada berbagai songket yang ditenun dari helai demi helai benang yang layak dikoleksi. Begitu juga kain-kain dengan hiasan bordir cantik yang siap dijadikan gaun atau kebaya.

Di Bukittinggi tempat untuk mencari kain songket atau bordir ini biasanya di Pasar Atas di depan Jam Gadang. Namun, bagi sebagian orang tempat ini terlalu melelahkan untuk berdebat menawar harga dengan pedagang. Apalagi harga yang dipatok juga kadang-kadang terlalu tinggi yang membuat pembeli keder duluan.

Lebih baik membeli kain tenun atau kain bordir di tempat pembuatannya. Meski agak jauh dari Bukittinggi, dengan menggunakan mobil sewaan, di tempat pembuatannya ini belanja menjadi lebih memuaskan. Di samping banyak pilihan, juga dapat langsung melihat proses pembuatannya.

Untuk harga, juga biasanya tidak perlu tawar-menawar lagi. Harga akan sesuai dengan kualitas barang. Berikut beberapa tempat pilihan berburu kain.

Sulaman dan Bordir HJ Rosma

Rumah Sulaman dan Bordir Haji Rosma letaknya di jalan Bukittinggi ke arah Payakumbuh. Sekitar 10 km dari Kota Bukittinggi. Haji Rosma juga terkenal sebagai perintis sulaman dan bordir dari daerahnya. Kain bordir yang dihasilkannya indah bagai lukisan. Dan gambar-gambar untuk pola bordir itu ia ciptakan sendiri. Kebanyakan motif flora.

Di sinilah tempat membeli kain berhias bordir dan sulaman yang berkualitas. Keunggulan sulaman dan bordir Rosma adalah keindahan dan kehalusan hasil sulaman dan bordir perpaduan warna bagaikan lukisan yang dibuat dengan benang.

Hj.Rosma boleh disebut seniman bordir, karena selain membuat bordir ia juga merancang semua motifnya, apalagi motif yang diciptakannya selalu berganti. Produk sulaman dan bordir H.Rosma ini memang telah lama dikenal dan selalu menjadi tujuan belanja turis-turis. Selain keindahannya karena dibuat tangan di tempat ini juga bisa melihat proses pembuatannya yang dikerjakan puluhan gadis-gadis setempat yang menjadi anak jahit yang bekerja di rumah Rosma.

Yang paling banyak diproduksi Rosma adalah bordir dan sulaman untuk kain kebaya, gaun, mukena, jilbab, hingga taplak meja dan seprai. Produk yang dijual mulai dari kebaya, selendang, seprai pengantin, alas meja, hingga mukena, tatakan gelas, dan gambar dinding.

Harga kain kebaya berhiaskan border sepotong kebaya harganya Rp 130 ribu sampai Rp 1,6 juta. Bahan dasar kebaya dari organdi dan sutra tentu berbeda harganya. Begitu pula dengan taplak meja yang harganya cukup beragam, dari Rp 100 ribu sampai jutaan rupiah. Harga baju kurung biasa dipatok dari Rp 500 ribu sampai Rp 3 juta per potong.

Bagi pecinta kain-kain tradisional buatan tangan seperti kain tenun dan kain dengan hiasan bordir, jangan lupa ke Bukittinggi. Ada berbagai songket yang ditenun dari helai demi helai benang yang layak dikoleksi. Begitu juga kain-kain dengan hiasan bordir cantik yang siap dijadikan gaun atau kebaya.

Di Bukittinggi tempat untuk mencari kain songket atau bordir ini biasanya di Pasar Atas di depan Jam Gadang. Namun, bagi sebagian orang tempat ini terlalu melelahkan untuk berdebat menawar harga dengan pedagang. Apalagi harga yang dipatok juga kadang-kadang terlalu tinggi yang membuat pembeli keder duluan.

Lebih baik membeli kain tenun atau kain bordir di tempat pembuatannya. Meski agak jauh dari Bukittinggi, dengan menggunakan mobil sewaan, di tempat pembuatannya ini belanja menjadi lebih memuaskan. Di samping banyak pilihan, juga dapat langsung melihat proses pembuatannya.

Untuk harga, juga biasanya tidak perlu tawar-menawar lagi. Harga akan sesuai dengan kualitas barang. Berikut beberapa tempat pilihan berburu kain.

Studio Songket Erika Riyanti

Tempatnya di Ampek Angkek, sekitar 4 km dari Bukittinggi. Studio Erika Riyanti berdiri sejak 2005 dan tidak terlepas dari Bernhard Bart, arsitek asal Swiss yang kini menetap tinggal di ranah Minang bersama istrinya Erika Dublerl.

Keduanya tinggal di Studio Erika Riyanti, ikut mengelola studio songket. Bernhard Bart berhasil menciptakan sistem baru dalam menenun songket yang hasilnya bisa memudahkan membuat songket tenun dengan motif kuno yang indah dan rumit.

Studio Songket Erika ini berhasil menghadirkan kembali motif-motif lama songket Minangkabau yang tidak pernah dibuat lagi karena pengerjaannya yang sangat rumit.

Selain membuat kain replika dari songket kuno, Studio Songket ErikaRianti juga berhasil memindahkan motif dari ukir Rumah Gadang ke songket, di antaranya motif Salimpat jo Pucuak Rabuang, Saik Ajik Babungo, Swastika, dan Siriah Gadang.

Menurut Direktur Studio Songket Erika Riyanti, Nanda Wirawan, Studio Songket Erika sudah menghasilkan 185 lembar songket, 125 di antaranya adalah replika dari songket-songket kuno, dan 60 lembar kain songket lainnya merupakan hasil eksplorasi motif yang diambil dari motif ukiran rumah gadang bahkan dari pahatan pada arca Bhairawa.

Harga selembar kain songket ini berkisar Rp10-16 juta. Songket yang paling mahal adalah motif Kapalo Harimau yang dijual Rp20 juta-an. Mahal karena rumitnya pengerjaannya. Songket di Studio Erika Riyanti ini biasanya dibeli kolektor kain.

Sawahlunto akan menggelar festival musik internasional yang akan menampilkan pemusik-pemusik dunia dari berbagai etnik. Diantaranya dari Senegal, India, Australia, Swiss, Jerman dan musisi dari dalam negeri. Pertunjukan musik dengan nama Sawahlunto Internasional Musik Festival (SIMFes)akan digelar pada 1-3 Desember yang bertepatan dengan hari jadi Kota Sawahlunto yang ke-124.

Wali Kota Sawahlunto Amran Nur mengatakan Sawahlunto Internasional Musik Festival (SIMFes) ini untuk ketigakalinya digelar di Kota Sawahlunto.”Kami berutung mereka mau jauh-jauh datang ke Kota Sawahlunto dari negaranya untuk membuat pertunjukan di sini dalam segala keterbatasan, tetapi mereka juga mengaku senang, bahkan yang dari Jerman sudah ini untuk kedua kalinya tampil di Sawahlunto,”Amran Nur, Kamis 22 November 2012.

Menurut Amran Nur, dengan adanya festival musik multi etnik ini memberikan warna dan kontribusi tersendiri untuk mengukuhkan Kota Sawahlunto sebagai salah satu daerah tujuan wisata heriatage dan budaya yang penting di Indonesuia.

Adanya festival musik ini menurut Amran Nur berkat andil besar dari Edi Utama dan Hiltrud Cordes yang menjadi kurator. “Berkat keduanya yang punya jaringan luas dengan musisi dunia, para musisi itu bersedia dibawa ke Sawahlunto, yang jaraknya begitu jauh dari negara mereka,” kata Amran Nur.

Musisi yang tampil diantaranya Kim Sanders dan Ron Reeves dari Australia, Cajun Roosters dari Jerman, Moushumbhdwmk, Satyaki Banerjeed, Rosalind dari India, Cajun Roosters dari Jerman, Taufik Adam Minstrel dari Jakarta, Bernhard dan Batschelet dari Swiss, Nookoate dari Senegal dan Keny Endo dari Amerika.

Festival musik ini akan berlangsung selama tiga malam di Kawasan Silo di Kota Sawahlunto.
Selain itu juga akan tampil Keronjong Toegoe dari Jakarta, Kota Arang Perkusi dari Sawahlunto,Noisensamble dari ISI padang Panjang dan Gambus Kontemporer dari Malaysia.
Selain menghibur warga kota, festival musik ini juga menjadi daya tarik turis datang ke Sawahlunto.

“Setiap tahun turis asing yang ke Sawahlunto untuk melihat pertunjukan musik ini terus bertambah, begitu juga dengan turis dari dalam negeri, acara ini menjadi kalender wisata tahunan di Sawahlunto,” kata Amran Nur.